RISALAH KHUTBAH
Oleh : KH. Khaeruddin Ibn Khasbulloh
II. SYARAT- SYARAT KHUTBAH
Tanya:
Syarat- syarat apa sajakah yang harus dipenuhi oleh seorang khotib ketika akan/ sedang berkhotbah?
Jawab:
1- Dia harus dalam keadaan :
- Suci dari hadat besar
- Suci dari hadast kecil
- Suci badan dan pakaian dari najis
- Suci tempat khutbah (termasuk kursi dan tongkatnya) dari najis.
2- Menutup aurat
3- Berdiri, bila ia mampu
4- Duduk diantara khutbah pertama dan kedua sekedar Thuma’ninah (seperti Thuma’ninah nya sholat, yakni minimal sekedar membaca “Subhanalloh” atau “Subhana Roobiyal ‘Adhim”.
5- a- Muwalat, tidak ada jeda yang berlebihan diantara khutbah yang pertama dan khutbah kedua.
b- Muwalat, tidak ada jeda yang berlebihan diantara satu rukun dengan rukun khutbah lainnya..
c- Muwalat, tidak ada jeda yang berlebihan antara khutbah dengan sholat Jum’at.
Catatan:
Ukuran Muwalat yaitu harus tak lebih lama dari sholat dua rokaat yang ringan.
(Lihat Kasyifatus Saja hal. 98) ……..
– وضبط طوله بقدر ركعتين بأخف ممكن -
6- Rukun- rukun khutbah yang lima harus memakai bahasa Arab. Lihat Kifaayatul Akhyar 149- “Fiihi bahtsun”.
7- Khutbah harus disampaikan dengan suara keras sehingga bisa didengar oleh 40 orang hadirin Jum’at tanpa pengeras suara.
8- Khutbah harus dilakukan setelah masuk waktu Dzuhur, dan tidak sampai masuk waktu Ashar.
Nash/ dalil:
شروط الخطبتين عشرة : الطهارة عن الحدثين – والطهارة عن النجاسة – وستر العورة – والقيام على القادر – والجلوس بينهما – والموالاة بينهما وبين الصلاة – أو بين أركان كل منهما بأن لا يطول فصل عرفا في هذه المواضع الثلاثة – وضبط طوله بقدر ركعتين بأخف ممكن - وأن تكون بالعربية – وأن يسمعها أربعين – وأن تكون كلها في وقت الظهر (. (كاشفة السجى 98 )
Tanya:
Rukun- rukun khutbah harus dilakukan memakai bahasa Arab mengikuti Sunnah Nabi. Bagaimana bila diselingi dengan penjelasan dengan bahasa Indonesia? Padahal Khutbah adalah Ibadah Mahdloh yang tidak boleh ada bid'ah disana?
Jawab:
Boleh, asal :
1- Lima rukun nya harus tetap memakai bahasa Arab. Inilah inti yang TIDAK BOLEH DIRUBAH.
2- Terjemah dan isinya adalah Taushiyyah/ Mauidloh/ Amar makruf Nahi munkar, berisi AJAKAN kebaikan dan LARANGAN berbuat buruk bagi hadirin, tidak sekedar kissah atau dongeng atau riwayat nabi2.
.
Nash/ dalil:
ولا يضر تخلل الوعظِ بين أركانها وإن طال وكذا قراْةٌ وإن طالت حين تضمنت وعظا . (كاشفة السجى 96 – كفاية الأخيار.ص.149 )
Tanya:
Bagaimana seandainya khotib batal, misalnya karena hadast?
Jawab:
Boleh digantikan dengan orang lain yang memiliki syarat- syarat sebagai khotib. Untuk memudahkan lebih baik khutbah dibaca/ disampaikan dari awal lagi.
Nash/ dalil:
ويجوز الإستخلاف أثناء الخطبة وبين الخطبة والصلاة بشرط أن يكون الخليفة حضر الخطبة بتمامها في المسألة الثانية (كما لو بطلت وضوءه . الكاتب.) والبعض الفائت في المسألة الثانية . المغنى الحتاج الجزء الأول .ص. 297)
0 comments:
Posting Komentar